Motivation

Azka Asfahani
4 min readOct 20, 2020

--

Motivation atau Motivasi dalam bahasa indonesia merupakan kekuatan pendorong yang mempengaruhi pilihan alternatif dalam perilaku seseorang. Ini meningkatkan, merangsang dan mendorong karyawan yang mengarah ke perilaku berorientasi pada tujuan.
Motivasi melibatkan kekuatan biologis, emosional, sosial, dan kognitif yang mengaktifkan perilaku. Dalam penggunaan sehari-hari, istilah “motivasi” sering digunakan untuk menjelaskan mengapa seseorang melakukan sesuatu. Itu adalah kekuatan pendorong di balik tindakan manusia.

Teori maslow kebutuhan dasar manusia

Maslow’s hierarchy of needs: Maslow mengklasifikasikan kebutuhan manusia menjadi lima kategori dasar seperti yang ditunjukkan pada gambar.

  • Physiological need: Ini adalah bentuk kebutuhan dasar yang meliputi makanan, papan dan sandang. Misalnya, mendapatkan pekerjaan untuk bertahan hidup dalam konteks organisasi.
  • Safety need: Dengan terpenuhinya kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan stabilitas dan keamanan mulai terlihat. Misalnya, keamanan kerja.
  • Social need: Ini adalah rasa memiliki masyarakat. Dalam konteks organisasi, ini berarti memiliki hubungan kerja yang baik dengan rekan kerja dan atasan.
  • Esteem needs: This includes admiration, status and self-respect. E.g., employees in an organisation need recognition for their efforts in achieving the predetermined goals.
  • Self-Actualization: Ini adalah kebutuhan untuk pengembangan pribadi dan pemenuhan diri. Misalnya, pertumbuhan dalam profesi atau naik tangga dalam sebuah organisasi.

Theory X and Theory Y

Theory X and Theory Y adalah teori motivasi yang diberikan oleh Douglas McGregor pada tahun 1960-an. Teori-teori ini didasarkan pada premis bahwa manajemen harus mengumpulkan semua faktor produksi, termasuk manusia, untuk menyelesaikan pekerjaan.

Theory X: Theory X bertumpu pada gaya manajemen otoriter, di mana para manajer dituntut untuk memberikan instruksi dan mengawasi setiap karyawan. Seperti yang diasumsikan, karyawan tidak termotivasi, dan mereka tidak suka bekerja. Teori ini didasarkan pada asumsi berikut:

  1. Karyawan itu malas dan tidak suka bekerja.
  2. Dia tidak ambisius dan tidak menyukai tanggung jawab dan karena itu lebih suka dipimpin.
  3. Karyawan itu egois dan acuh tak acuh terhadap kepentingan organisasi.
  4. Manajemen bertanggung jawab untuk mengumpulkan semua faktor produksi,uang,material, peralatan, orang.
  5. Para manajer dituntut untuk mengontrol karyawannya, mengelola usahanya, memotivasi mereka, mengubah perilaku mereka untuk memenuhi kebutuhan organisasi.
  6. Manajemen harus turun tangan agar karyawan tetap bekerja untuk tujuan ekonomi. Para karyawan harus dibujuk, diberi penghargaan, dimotivasi, dihukum, dikendalikan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Theory Y: Theory Y bergantung pada gaya manajemen partisipatif, di mana manajer berasumsi bahwa karyawan mengarahkan diri dan memotivasi diri sendiri untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi, di sini manajemen berusaha untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan sedikit usaha dari mereka. Berikut asumsi Teori Y:

  1. Manusia biasa tidak pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan, mereka kreatif dan termotivasi diri serta suka bekerja dengan tanggung jawab yang lebih besar.
  2. Karyawan bersifat mandiri dan mengendalikan diri dan oleh karena itu ancaman hukuman bukan hanya cara untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
  3. Sejauh mana seorang karyawan berkomitmen terhadap tujuan ditentukan oleh penghargaan yang terkait dengan pencapaian mereka. Imbalan paling signifikan dalam konteks ini dapat berupa kepuasan ego dan pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri.
  4. Manusia biasa adalah orang yang ambisius dan siap untuk mengambil tanggung jawab. Dia suka memimpin daripada dipimpin oleh orang lain.
  5. Para karyawan menjalankan imajinasi dan kreativitas yang relatif tinggi dalam memecahkan masalah organisasi yang kompleks.

Herzberg’s Motivation-Hygiene Theory

Teori Herzberg’s Motivation-Hygiene Theory diberikan oleh Fredrick Herzberg dan rekan-rekannya, yang mempelajari variabel yang dianggap diinginkan untuk mencapai tujuan dan kondisi yang tidak diinginkan untuk dihindari.

Herzberg menyimpulkan bahwa ada dua kondisi kerja yang saling independen yang mempengaruhi perilaku secara berbeda.

kondisi kerja yang pertama disebut sebagai faktor pemeliharaan atau higienis, di mana kondisi kerja yang sama memberikan tingkat ketidakpuasan yang sama, jika kondisinya tidak ada, namun kehadiran mereka tidak memotivasi secara kuat.

kondisi kerja kedua disebut sebagai faktor motivasi, yang terutama bekerja untuk membangun motivasi yang kuat dan kepuasan kerja yang tinggi, tetapi ketidakhadiran mereka tidak mengakibatkan ketidakpuasan yang kuat.

Hygiene Factors: Herzberg mengidentifikasi sepuluh faktor pemeliharaan atau kebersihan, yang bukan merupakan bagian intrinsik dari suatu pekerjaan, tetapi terkait dengan kondisi di mana pekerjaan tersebut harus dilaksanakan. Ini adalah kebijakan dan administrasi perusahaan, pengawasan teknis, keamanan kerja, kondisi kerja, hubungan interpersonal dengan rekan kerja, bawahan dan supervisor, gaji, keamanan kerja, kehidupan pribadi, dll.

Motivational Factors: Faktor-faktor ini memiliki efek positif pada berfungsinya karyawan dalam organisasi. Ada enam faktor yang memotivasi karyawan: Prestasi, Pengakuan, Kemajuan, Pekerjaan itu sendiri, Kemungkinan pertumbuhan dan Tanggung jawab. Peningkatan faktor-faktor ini memuaskan karyawan dan penurunan ini tidak akan mempengaruhi tingkat kepuasan.

OPINI:

dari sekian banyak teori,3 teori ini yang akan saya ambil,mengapa? dikarenakan menurut saya 3 teori ini yang paling bisa sesuai dengan keadaan saya,kekuatan kekuatan pendorong ini lah yang akan membuat bisnis kita menjadi lebih baik dari sebelumnya,dan juga motivasi sangat penting bagi kita dan sekitar kita dikarenakan kita membutuh kan motivasi untuk mengerjakan sesuatu agar lebih baik dari yang kita bisa,apabila tidak ada yang memotivasi kita akan terjadi penurunan dalam kinjera kita tetapi dari 3 teori yang saya tulis saya akan mengambil teori Herzberg’s Motivation-Hygiene Theory dikarenakan teori ini yang paling sesuai dengan kinerja saya untuk dimasa kerja nanti dikarenakan variabel yang dianggap diinginkan untuk mencapai tujuan dan kondisi yang tidak diinginkan untuk dihindari.teori hezberg menyimpulkan bahwa ada dua kondisi kerja yang saling independen yang mempengaruhi perilaku secara berbeda. dimana dua teori ini memiliki individualisme dan mempengaruhi kinjera yang berbeda.Berdasarkan penelitiannya ini, Herzberg kemudian mengembangkan teori bahwa kepuasan kerja seseorang tergantung pada 2 jenis faktor yaitu Faktor kepuasan (faktor motivator atau pemuas) dan faktor ketidakpuasan (faktor Hygiene atau ketidakpuasan) yang kita kenal sebagai Teori Dua Faktor Herzberg.Herzberg Two Factor Theory ini didapat dari hasil penelitian terhadap 203 orang teknisi dan akuntan di Pittsburgh, Amerika Serikat. Di penelitian ini, para teknisi dan akuntan diminta untuk berbagi pengalaman mengenai perasaan “Sangat Baik” dan “Sangat Buruk” mereka pada saat bekerja. Herzberg kemudian menyimpulkan bahwa ada dua kondisi kerja yang tidak saling tergantung yang mempengaruhi perilaku secara berbeda.

Refference:
Stephen P. Robbins, Mary A.Coulter-Management(Global Edition)-Pearson(2017).pdf

--

--

Azka Asfahani
Azka Asfahani

No responses yet